Jumat, 05 April 2019

Teknik Perawatan Mesin


PERAWATAN MESIN

1.     Definisi Perawatan
            Pengertian perawatan maintenance sebagai konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas/mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi awalnya. Dari pengertian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa:
a.       Fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan proses produksi.           
b.      Aktivitas perawatan banyak berhubungan erat dengan pemakaian peralatan, bahan pekerjaan, cara penanganan dan lain-lain.
            Perawatan dilakukan untuk perbaikan yang bersifat kualitas, meningkatkan suatu kondisi lain yang lebih baik. Banyaknya pekerjaan perawatan yang dilakukan tergantung pada :
a.       Batas kualitas terendah yang diizinkan dari suatu komponen sedangkan batas kualitas yang lebih tinggi dapat dicapai dari hasil perawatan mesin.
b.      Waktu pemakaian mesin yang berlebihan yang dapat menyebabkan berkurangnya kualitas peralatan.

2.     MENGAPA HARUS DILAKUKAN PERAWATAN
     Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit yang berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan  sarana prasarana tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a.       Perawatan peralatan dan perlengkapan
b.      Penggantian dan distribusi dari utilitas
c.       Inspeksi dan pelumasan
A. Perawatan peralatan dan perlengkapan
Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan perbaikan, agar mesin-mesin dan perlenkapanya (sarana-prasarana) yang berhubungan dengan kegiatan atau penggunaan sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan kondisi yang baik. 
Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun dari segi pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh penguna tanpa mengurangi rasa tanggung-jawabnya serta ketelitianya dan kesempurnaan cara bekerjanya. Juga perlu pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan sebagai dokumentasi dan sebagai pedoman untuk perencanaan perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa kerusakan dibuat dalam bentuk  berita acara kerusakan).
B. Pergantian dan distribusi utilitas
Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan distribusinya karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga ini adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan bagian pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas dimaksudkan antara lain; distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli). Kebanyakan hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani oleh bagian perawatan.
C. Inspeksi dan pelumasan
Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin yang berhubungan dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan , sedangkan kegiatan pelumasan sudah merupakan tindakan pencegahan untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang yang bergesekan dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas tidak dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.



3.      Maintenance Dalam Industri
     Maintenance merupakan suatu fungsi dalam suatu industri manufaktur yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti halnya dengan produksi. Hal ini dikarenakan apabila suatu perusahaan mempunyai mesin atau peralatan yang digunakan sebagai modal utama dalam pelaksanaan produksi, biasanya perusahaan tersebut selalu berusaha untuk tetap menjaga performa agar dapat mempergunakan mesin atau peralatan sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar. Dalam suatu usaha untuk terus dapat menggunakan mesin atau peralatan agar kontinuitas produksi dapat terjamin harus dilakukan kegiatan pemeliharaan dan perawatan, baik secara rutin ataupun berkala dan secara menyeluruh atau pada titik-titik rawan rusak pada mesin.
     Tidak sedikit perusahaan yang kurang mengedepankan kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin karena dianggap akan banyak memakan biaya, memakan waktu serta tenaga, dan menjadi suatu pengeluaran yang dianggap kurang menguntungkan perusahaan. Namun, jika ditilik lebih dalam dan ditinjau untuk jangka waktu yang lama pemeliharaan dan perawatan mesin yang efektif sangat dianjurkan untuk dilakukan. Karena kegiatan tersebut banyak kaitannya dengan masalah jalannya suatu produksi dalam menghasilkan produk, salah satu kaitannya dengan peningkatan produktivitas produksi.
TUJUAN MAINTENANCE
     Maintenance dilakukan bukan hanya untuk peremajaan sarana atau fasilitas saja. Tujuan pemeliharaan fasilitas adalah mendukung keunggulan bersaing yang diinginkan perusahaan, secara umum pemeliharaan berusaha menjaga agar sarana atau fasilitas selalu dalam kondisi siap pakai untuk proses produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut digunakan dalam proses produksi.
Pada dasarnya pemeliharaan fasilitas mesin merupakan suatu kegiatan yang mengarah pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional dari suatu sistem produksi, fungsional sistem produksi tersebut dirancang dan diharapkan akan menghasilkan produk sesuai dengan target yang direncanakan.http://ngshtrnsengineer.blogspot.com/
Menurut Daryus A., (2007), dalam buku Manajemen Pemeliharaan Mesin, tujuan dari pemeliharaan fasilitas yang paling utama didefinisikan sebagai berikut:
1.    Untuk memperpanjang kegunaan asset,
2.    Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
3.    Untuk menjamin kesiapan operasional dan seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
4.    Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana/fasilitas tersebut.
Sedangkan menurut Sofyan Assauri, (2004), tujuan pemeliharaan fasilitas diantaranya:
1.    Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi,
2.    Menjaga kualitas pada tingkat yang tepatuntuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
3.    Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan tersebut,
4.    Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
5.    Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
4.     Siapa Yang Harus Bertanggung Jawab Atas Perawatan
1. Penanam modal (investor).
2. Manager.
3. Karyawan perusahaan yang bersangkutan.
5.     Pengorganisasian Departemen Perawatan
     Dalam pengorganisasian pekerjaan perawatan, perlu diselaraskan secara tepat antara faktor-faktor keteknikan, geografis dan situasi personil yang mendukung.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan departemen perawatan adalah:
a. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan perawatan akan menentukan karakteristik pengerjaan dan jenis pengawasan. Jenis-jenis pekerjaan perawatan yang biasanya dilakukan adalah : sipil, permesinan, pemipaan, listrik dan sebagainya.
b. Kesinambungan Pekerjaan
Jenis pengaturan pekerjaan yang dilakukan di suatu perusahaan/industri akan mempengaruhi jumlah tenaga perawatan dan susnan organisasi perusahaan. Sebagi contoh, untuk pabrik yang melakukan aktifitas pekerjaan lima hari kerja seminggu dengan satu shift, maka program perawatan preventif dapat dilakukantanpa menganggu kegiatan produksi dimana pekerjaan perawatan bisa dilakukan diluar jam produksi. Berbeda halnya dengan aktifitas pekerjaan produksi yang kontinyu ( 7 hari seminggu, 3 shift sehari) maka pekerjaan perawatan harus diatur ketika mesin sedang berhenti beroperasi.
c. Situasi Geografis
Lokasi pabrik yang terpusat akan mempunyai jenis program perawatan yang berbeda jika dibandingkan dengan lokasi pabrik yang terpisah-pisah. Sebuah pabrik besar dan bangunannya tersebar akan lebih baik menerapkan program perawatan lokal masing-masing (desentralisasi), sedangkan pabrik kecil atau lokasi bangunannya berdekatan akan lebih baik menerapkan sistem perawatan terpusat (sentralisasi).

d. Ukuran Pabrik
Pabrik yang besar akan membutuhkan tenaga perawatan yang besar dibandingkan dengan pabrik yang kecil, demikian pula halnya bagi tenaga pengawas.

e. Ruang lingkup bidang perawatan pabrik
Ruang lingkup pekerjaan perawatan ditentukan menurut kebijaksanaan manajemen. Departemen perawatan yang dituntut melaksanakan fungsi primer dan sekunder akan membutuhkan supervisi tambahan, sedangkan departemen perawatan yang fungsinya tidak terlalu luas akan membutuhkan organisasi yang lebih sederhana.
f. Keterandalan tenaga kerja yang terlatih
Dalam membuat program pelatihan, dipertimbangkan terhadap tuntutan keahlian dan keandalan pada masing-masing lokasi yang belum tentu sama.